Sabtu, 30 Juni 2012

makna pengabdian


Makna Pengabdian

Artikel tentang pengabdian:
4 TIPE PENGABDIAN
Ada sebuah cerita yang menggambarkan empat tipe pengabdian ; Pada suatu hari, seorang kaya raya mempunyai empat istri harus pergi keluar negeri untuk suatu tugas penting. Ia tinggal beberapa bulan diluar negeri.
Sebelum pulang ia menulis surat kepada masing-masing istrinya. Dalam surat itu dikatakan bahwa ia akan pulang beberapa minggu lagi dan jika ada sesuatu yang diinginkan dari luar negeri itu, mereka boleh mengirim daftar barngnya dan dengan senang hati ia akan membawa barang-barang itu untuk mereka. Istri yang keempat adalah yang termuda dank arena itu banyak sekali keinginannya. Ia menulis, “suami tercinta, belikanlah saya beberapa perhiasan yang indah, beberapa sari sutra, dan semua barang baru yang sedang model di sana”. Sang suami yang menerima surat itu lalu pergi membeli barang-barang tersebut. Istri yang ketiga kurang ceria, ia menderita berbagai penyakit. Ia mengirimi suaminya daftar obat dengan penjelasan bahwa kesehatannya sedang terganggu dan ia ingin mendapatkan obat-obatan luar negeri agar kesehatannya membaik. Istri yang kedua memiliki minat spiritual yang besar. Ia menulis kepada suaminya meminta buku-buku yang baik di negeri itu, buku tentang kehidupan orang suci yang agung yang menggambarkan pengalaman hidup mereka. Istri ini selalu mencari buku spiritual yang baik yang dapat menimbulakan inspirasi dalam cita-cita kerohaniannya, karena itu ia minta agar suaminya mencarikan buku-buku seperti itu dan membawakan untuknya. Istri pertama menulis, “ sayangku, saya tidak membutuhkan apa-apa untuk diri saya sendiri. Saya akan senang sekali kalau engkau bisa pulang dalam keadaan selamat dan sehat walafiat.”
Ketika pulang ia membawa apa yang diminta oleh istri-istrinya. Untuk yang termuda, istri yang keempat, ia membawa perhisan dan sri sutra yang indah-indah. Untuk istri yang ketiga ia membawa obat-obatan dan tonikum yang mutakhir. Untuk istri yang kedua ia bawakan beberapa kitab suci dan buku kerohanian lainnya. Kemudian ia tinggal bersama pertama yang menulis, “pulanglah dengan selamat. Saya tidak butuh apa-apa”. Istri ini hanya membutuhkan suaminya sendiri. Ketiga istri lainnya merasa iri hati pada istri yang pertama karena suaminya tinggal bersama dia. Mereka mengirimkan pesan yang isinya, “setelah sekian lama tidak bertemu dengan kami, satu kali pun kanda tidak datang mengunjungi kami. Apa gerangan sebabnya ?” Sang suami menjawab, “aku telah berikan engakau masing-masing apa yang engkau minta. Salah satu dari engkau meminta perhiasan yang terbaru, sudah aku belikan; yang lain minta obat-obatan, aku bawakan. Yang satu lagi meminta buku-buku kerohanian, telah kubawakan pula. Yang terakhir menginginkan diriku sendiri, maka aku tinggal bersama dia sekarang,” Suami ini melambangkan Tuhan Sendiri, dan keempat istrinya ibaratkan keempat jenis pengabdian. Tuhan akan memberikan engkau apa yang engkau minta.

Pendapat saya..
Cerita ini sangat berkesan untuk saya, sebab dalam cerita ini dikisahkan tentang jenis-jenis pengabdian manusia pada sesuatu yang diyakininya dan dilambangkan melalui sifat dan keadaan istri-istri Si saudagar. Istri yang paling muda melambangkan manusia yang bersifat hedonisme, yang berarti bahwa dalam hidup ini yang terpenting adalah kenikmatan, kesenangan dan kepuasan lahiriah. Seperti sifat istri ke empat yang dikatakan meminta berbagai perhiasan dan barang mahal,
Istri yang ketiga dikatakan kurang ceria dan memiliki penyakit dan meminta berbagai obat-obatan, dapat diartikan bahwa istri ketiga melambangkan sifat Rasionalis. Menyukai kebenaran tentang pengetahuan dan sumbernya dari rasio atau hal yang berdasarkan pengetahuan dan kebenaran yang memiliki bukti yang nyata.
Istri yang kedua melambangkan sifat idealisme/spiritualisme. Yaitu filsafat yang mengatakan bahwa ide/spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Sesuai dengan sifat sang istri kedua yang menyukai hal-hal yang berbau spiritual seperti kitab-kitab suci dan buku kerohanian.
Istri yang pertama mengatakan bahwa Ia hanya menginginkan suaminya untuk pulang dengan selamat. Istri ini melambangkan sebuah pengabdian yang besar dari istri kepada suaminya dan juga dapat dikatakan melambangkan pengabdian kita, para manusia yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan kepada sang pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini menarik, karena ternyata tidak cukup bermodalkan harta benda di dunia yang tidak kekal, pemikiran rasional yang memiliki dasar ilmu pengetahuan, dan juga minat terhadap spiritualisme yang tinggi untuk mencapai pengabdian sempurna kepada sang pencipta, namun ketulusan dan keikhlasan kita untuk beribadah kepada Tuhan lah yang utama. Jangan mengharapkan apapun saat kita menjalankan suatu ibadah, karena Tuhan pasti akan membalas semua kebaikan yang kita lakukan berkali-kali lipat lebih besar untuk kita.

おわり
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar