Kamis, 08 Maret 2012

Artikel Cinta


Mengapa Cinta Itu Buta

Pada masa dulu, sebelum dunia diciptakan seperti yang kita kenal sekarang, dan manusia belum lagi menginjakkan kakinya di sana, semua sifat kebaikan dan kejahatan berkeliaran tak tentu arah dan merasa bosan, tak tahu apa yang hendak dilakukan.

Suatu hari, mereka berkumpul dan merasa lebih bosan lagi daripada sebelumnya, sampai ketika Kecerdikan mengemukakan usul :"Mari kita bermain petak umpet." Mereka semua menyukai ide tersebut, dan secara tiba-tiba. Madness/Kegilaan berteriak: "Aku ingin menghitung, biar aku saja yang menghitung!"

Dan karena tidak ada yang cukup gila untuk ingin mencari kegilaan, semua yang lain setuju saja. Kegilaan segera bersandar kepohon dan mulai menghitung, "Satu, dua, tiga..."

Sementara Kegilaan menghitung, semua sifat kebaikan dan kejahatan tsb bersembunyi. Kelembutan menggantung dirinya di ujung bulan, Pengkhianatan bersembunyi di tumpukan sampah. Kasih sayang bergulung di antara awan, dan Nafsu Kegairahan pergi ke tengah2 bumi. Kebohongan berkata akan bersembunyi di bawah batu, tapi ternyata justru bersembunyi di dasar danau. Sementara itu, Ketamakan masuk ke dalam kantung yang kemudian ternyata dirobeknya karena kantung itu dirasanya tidak nyaman.

Dan Kegilaan masih terus menghitung, "Tujuh puluh sembilan, delapan puluh, delapan puluh satu..." Ketika itu, semua sifat tsb telah bersembunyi --- kecuali Cinta. Seperti Keragu - raguan, demikianlah cinta, dia tak bisa memutuskan kemana harus bersembunyi.

Dan ini tentu tidak mengejutkan karena kita semua tahu betapa sulitnya menyembunyikan cinta. Pada saat Kegilaan sampai pada hitungan ke-99, Cinta segera melompat bersembunyi ke kebun bunga Mawar. Dan dengan bersemangat Kegilaan berbalik dan berteriak, "Bersiaplah, ini aku datang! Akan kutemukan kalian semua"

Kemalasan adalah yang pertama ditemukan, karena dia bahkan tidak punya energi untuk mencoba bersembunyi, disusul oleh Keragu- raguan, yang masih mondar-mandir karena tak tahu ke mana harus sembunyi.

Kemudian, secara hampir beruntun Kegilaan segera menemukan Kelembutan di ujung bulan, Kebohongan didasar danau dan Gairah di tengah2 bumi. Satu persatu Kegilaanmenemukan mereka semua, kecuali lagi2 Cinta. Kegilaan mulai menjadi semakin gila, karena putus asa untuk menemukan Cinta.

Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta yang belum juga ditemukan, berbisik pada Kegilaan, "Kau hanya perlu mencari Cinta, dan dia bersembunyi di semak bunga Mawar." Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk2annya serampangan kearah semak Mawar. Dia terus menusuk nusuk sampai terdengar suara tangis memilukan yang membuatnya berhenti. Cinta keluar dari persembunyiannya sambil menutup mukanya dengan tangan. Di antara jari - jarinya mengalir darah segar yang ternyata berasal dari kedua belah matanya.

Kegilaan yang terlalu bersemangat untuk menemukan Cinta, tanpa sengaja telah melukai Cinta. "Apa yang telah kulakukan!" teriaknya menyesal. "Aku telah membuatmu buta! Bagaimana aku harus memperbaikinya?" Cinta menjawab, "Kau tak mungkin memperbaikinya. Tapi kalau kamu bersedia melakukan sesuatu untukku, kamu bisa menjadi penuntunku."

Dan semenjak itulah, Cinta itu buta namun dia bisa melihat dalam kegelapan, karena dia selalu didampingi oleh Kegilaan.

=============================================

Ketika kita membaca cerita di atas, mungkin kesan pertama yang kita dapatkan adalah bahwa cerita tersebut konyol, dan tidak mungkin pernah terjadi. Tapi, jika kita melihatnya dengan seksama dan menelaah dari sisi yang lain, terdapat banyak pesan moral yang berharga untuk diambil dari cerita tersebut. Misalnya, pada paragraf ke 5 terdapat kalimat “Seperti Keragu - raguan, demikianlah cinta, dia tak bisa memutuskan kemana harus bersembunyi.”. Pada kalimat tersebut, bila kita memahami maknanya, maka kita akan mendapatkan maksud si penulis, yaitu cinta dapat membuat seseorang menjadi galau, oleh karena itu ketika kita mengalaminya, berusahalah untuk berfikir dengan jernih.
Atau, pada paragraf 9 dimana terdapat kalimat “Tapi Kecemburuan yang iri pada Cinta yang belum juga ditemukan, berbisik pada Kegilaan, "Kau hanya perlu mencari Cinta, dan dia bersembunyi di semak bunga Mawar." Kegilaan mengambil garpu taman dan menusuk2annya serampangan kearah semak Mawar “. Makna dari kalimat tersebut dapat kita lihat dari dua karakter dalam cerita, yaitu Kecemburuan dan Kegilaan. Terkadang, ketika kita mengalami perasaan cinta dan perasaan itu berlebihan, maka kita akan menjadi gila. Kecemburuan adalah pemicu dari munculnya sifat “kegilaan” di dalam diri seseorang yang berlebihan dalam menyikapi perasaan cintanya. Solusi yang terbaik adalah, tetap menjaga agar kuantitas cinta kita tetap dalam batas normal, dan jangan lupa! Cinta yang utama adalah cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jangan sampai cinta terhadap sesama manusia mengalahkan cinta kita terhadap Sang Pencipta.

*おわり*

=Sumber=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar